didukung oleh:

didukung oleh:

trailer

(ARSIP BERITA) Ketahui Prosesnya, Baru Komentar

4/9/07

RELEASE: Mati Bujang Tengah Malam


Setelah selama ini berkutat dengan produksi video klip serta documenter, dan terakhir memproduksi film pendek Kalah Menang pada tahun 2004. Zerosith Pictures, production house yang berkantor di Graha Alma Nologaten tengah bersiap merilis film terbarunya. Film yang dirancang berdurasi 24 menit itu berjudul Mati Bujang Tengah Malam. Skenario film ini dibuat oleh Donny Prasetyo yang juga menulis dan menyutradarai film Kalah Menang. Donny mengadaptasi skenarionya dari cerita pendek Mati Bujang Tengah Malam dalam novel Buaya Jantan yang ditulis Fajar Nugroho pada tahun 2005. Dibutuhkan waktu hampir sebulan untuk mematangkan skenarionya, “cerpen Mati Bujang Tengah Malam ditulis Fajar pada tahun 2005, jadi diperlukan banyak perubahan dalam skenarionya agar tetap happening,” terang Donny Prasetyo yang mengaku scenario Mati Bujang Tengah Malam adalah karya terbaiknya sampai saat ini.
Dipercaya duduk di kursi sutradara, adalah penulis cerpennya sendiri, Fajar Nugross. “Sejak tahun 2004, usai merilis Sangat Laki-Laki, saya belum bikin film fiksi lagi, saya kira setelah banyak menonton, membaca dan mendengar, ini adalah saat yang realistis untuk kembali memproduksi film fiksi,” kata Fajar Nugross yang sepanjang tahun 2005 hingga 2006 sibuk berkutat dengan film documenter diantaranya adalah Manusia Setengah Dewa (X-Code Films) dan documenter keluarga bangsawan Surakarta berjudul Kerajaan di Tepi Bengawan produksi Fictionary Media Technology Jakarta.
Selama hampir 3 bulan sejak November 2006, Zerosith Pictures sudah melakukan pra-produksi untuk film ini, selain persiapan matang, tak tanggung-tanggung, Armand, tokoh utama dalam film ini, dipercayakan pada gitaris Sheila on 7, Eross Candra yang disodori scenario sejak awal bulan Februari. Bahkan mantan Putri Indonesia 2004 Artika Sari Devi datang ke Yogya selama dua hari khusus untuk terlibat dalam film Mati Bujang Tengah Malam sebagai pacar Armand. Bahkan, presenter Topik Siang Star-ANTeve singgah ke Yogya selama beberapa jam untuk syuting adegan ‘Breaking News’ yang dilakukan di studio MSV.
“Kehadiran Eross dan Artika serta Grace Natalie adalah bentuk kepedulian mereka pada semangat-semangat berkarya generasi muda, tidak melulu berorientasi pada kerja industri, walaupun ketertarikan awal mereka mulanya tertuju pada konsep cerita yang menarik ditambah pendekatan personal yang intens,” terang Aryo Wicaksono, produser Mati Bujang Tengah Malam yang juga bos Zerosith Pictures. Di plot untuk mengimbangi acting Eross Candra dan Artika Sari Devi adalah actor lulusan Institut Seni Indonesia, Memed Jantan August yang harus menjalani sesi make-up selama satu jam setiap hendak syuting dan Rendi Ferdinal yang pernah tampil dalam TVC Fresh Magazine. Juga Aditya Novikasari dan beberapa cameo dari Ekspresi Studio. Tak ketinggalan bos Cheers Coffee Ison Desi Satrio dan wartawan Minggu Pagi Ari Budi Prasetyo serta Johan Ekspresi turut berakting dalam film ini.
Melihat waktu yang dimiliki Eross Candra terbatas untuk mempersiapkan diri, Fajar memplot pelatih acting khusus untuk pembangunan karakter. Jika biasanya kerja acting course hanya saat pra-produksi, maka Ulin Noor Yahya bekerja untuk mendampingi para pemeran hingga produksi filmnya selesai.
Ceritanya sendiri, seperti beberapa kisah karya Fajar Nugross macam Dilarang Mencium di Malam Minggu dan Sangat Laki-Laki, masih berkutat pada romance, walau Mati Bujang Tengah Malam berkesan lebih gelap. Armand, 25 tahun, adalah anak desa yang terinfiltrasi gaya hidup perkotaan akibat pengaruh sahabatnya, Gilang. Setelah lulus cumlaude dan mendapat pin emas, Armand tak kunjung mendapatkan pekerjaan, hingga sang kekasih, Amelia meninggalkannya. Dibawah tekanan berat harapan orang tua dan patah hati itulah, Armand sampai pada titik realistis dalam hidupnya dan harus melanjutkan langkahnya meniti masa depan. Dengan plot maju mundur ala film 21 Grams, dan cameraworks handheld dipercayakan pada Fauzi Bausad, Mati Bujang Tengah Malam merupakan film yang membutuhkan konsentrasi untuk menyimaknya. Dan dipastikan bukan hiburan semata.
Syuting dilakukan di beberapa lokasi, seperti wilayah Jembatan Kewek Kotabaru yang di syut dari berbagai angle, Cheers Coffee, kompleks Apartemen Sejahtera, selasar redaksi Kedaulatan Rakyat, Driving Range Golf Adi Sucipto, sebuah kos-kosan di Bantul dan perumahan Casa Grande. Rencananya, oleh Zerosith Pictures, selain dikirim ke beberapa festival dalam dan luar negeri, versi panjang film Mati Bujang Tengah Malam yang akan dihiasi soundtrack single berjudul Mau Tak Mau ciptaan Eross Candra yang dibawakan Jagostu Band ini akan di putar perdana akhir Mei nanti di Studio 21, bertepatan dengan peringatan reformasi, untuk selanjutnya diputar di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung dan Medan.


Production Details
Title Mati Bujang Tengah Malam
Duration 24 – 45 minutes
Mini DV, Canon Xl-2
Screenplay Doni Prasetyo
Director Fajar Nugross
DOP Fauzi Bausad
Art Director Andy Tjahyadi
Production Manager Yousep Eka
Marketing Director Hasim Fatoni
Producer Aryo Wicaksono
Line Producer Mario Siregar
Associate Producer Aqila Salma Kamila
Cast
Eross Candra, Artika Sari Devi
Memed J. August, Rendi Ferdinal
Aditya Novikasari

No comments: