didukung oleh:

didukung oleh:

trailer

(ARSIP BERITA) Ketahui Prosesnya, Baru Komentar

2/27/07

CERPEN ASLI: Mati Bujang Tengah Malam

Mati Bujang Tengah Malam: Cerpen Original 2005



Thursday, December 22, 2005Cerpen Keren yang Dicekal
Heran deh.. kenapa sih banyak kreativitas yang dicekal. Dan semua gara-gara kekhawatiran yang berlebihan. Takut masyarakat begini lah, takut masyarakat begitu lah. Padahal, semua orang tahu, cerita fiktif itu artinya cuma bohongan.. Jadi, kenapa harus dicekal? Kayak cerpen bikinan Fajar Nugross ini. Awalnya, Mati Bujang Tengah Malam mau diterbitkan di sebuah tabloid mingguan di Jogja. Tapi, gara-gara ceritanya yang menyinggung soal bom Bali, cerpen ini nggak boleh naik cetak.
Pengin tahu cerpennya? klik langsung link di bawah ini. Kelar itu, pilih open, and just enjoy it!cerpen mati bujang tengah malam





-i will always try to love my day-kamu lagi ngebaca tulisan azzhole yang dibikin jam 12:20 PM 2





Comments:awan asmara ngebacot...
Lha iya ziz, padahal cerpennya bagus lho. Apalagi waktu pendeskripsian kalau tokoh utamanya adalah mahasiswa yang lulus cumlaude tapi susah dapet kerja. Wih saya langsung mengucap syukur. Kita kan sudah dapet kerjaan kan? he he hePlus betapa nistanya saat si mahasiswa cumlaude juga harus kehilangan kekasihnya. Melasse. Jadi deh dia meledakkan diri aja. Sebuah perbuatan yang layak menjadikan dia the real loser of the world......





---Yup, tulisan diatas di copy paste dari sebuah blogs berikut: http://azizonblog.blogspot.com/2005/12/cerpen-keren-yang-dicekal.html saya temukan ketika iseng-iseng mengetik kata 'nugross' di google. Menjadi menarik buat saya karena cerpen Mati Bujang Tengah Malam saya tulis pada 15 November 2005 pukul setengah dua dini hari. Kemudian ditolak untuk dimuat oleh redaktur sebuah surat kabar mingguan di Jogja. Dan akhirnya, cerpen itu saya masukkan menjadi bagian dari 8 cerpen lain dalam novel Buaya Jantan.Namun nasib Mati Bujang Tengah Malam tidak berhenti, saat ini, naskah cerpen itu tengah di godog menjadi sebuah skenario film oleh Donny Prasetyo.



Dan sebelum menyimak film berdurasi 24 menit berjudul sama di pertengahan tahun 2007 nanti, ada baiknya kita membaca dulu cerpen Mati Bujang Tengah Malam draft originalnya sebagai berikut:





Mati Bujang Tengah Malam


---Fajar Nugross---





Sebagai laki-laki berumur 25 tahun, menjadi salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat cumlaude, Armand merasa seharusnya masa depan lebih baik dari pada kenyataan yang dialaminya sekarang. Tapi kenyataan berkata lain. Apa yang disebutnya bencana itu sudah Armand rasakan di hari wisudanya, tepat setelah Rektor menyematkan pin emas di dada kanannya sebagai symbol bahwa dirinya menyandang gelar cumlaude. “Sekarang, kalian kembali ke masyarakat, memasuki medan perang baru, apa yang didapat di bangkukuliah, belumlah menjamin, tapi setidaknya kalian punya modal untuk bertempur nanti!” kata sang Rektor tegas dan jelas.
*

Itu tiga tahun lalu, kini terbuktilah sudah apa maksud perkataan sang rektor, ilmu yang didapatnya dibangku kuliah, sama sekali tak menjamin, pin emas tanda gelar cumlaude telah berselimut debu di laci mejanya. Bahkan pin emas itu hampir dia jual dan uangnya dia belikan sebungkus rokok, menurut Armand niat itu malah akan membuat pin emas itu berguna!


*


“Itu sudah harga paling tinggi Man, kita kan teman,nggak mungkin lah aku memberi harga rendah!” seru Broto mencoba meyakinkan. Armand mengelus-ngelus lagi monitor komputer yang telah menemaninya selama dia duduk di bangku kuliah, komputer yang membantunya menyelesaikan banyak tugas dan terakhir bekerja keras untuk skripsinya itu harus dilego demi menyambung usaha Armand membeli amplop coklat untuk diisi lamaran pekerjaan.


*


Armand merasa, kini tangannya sudah menebal seinci lebih karena sisa lem kertas yang mengering menempel dijari telunjuknya. Puluhan amplop berwarna coklat berisi lamaran pekerjaan sudah tersusun rapi diatas meja di sebelah foto mantan pacarnya.“Kita putus!” begitu vonis Amelia, cewek yang sudah bertahun-tahun mendampinginya, bahkan Amelia juga yang berdiri disamping Armand saat Rektor menyematkan pinemas dulu. Tapi masa-masa indah itu telah berlalu seiring pin emas tertutup debu, seperti pertanda bahwa masa depan Armand pun tak kunjung menuai jaman keemasaannya. Amelia kemudian menyusul Armand diwisuda dan seperti halnya wanita yang sadar akan kelebihan paras dan tubuhnya, tak perlu pin emas tersemat didada karena apa yang tersembunyi di balik baju Amelia adalah gunung emas yang diincar setiap lelaki berposisi penting di tiap perusahaan besar. Lalu, untuk apa Amelia tetap berada disampingnya? Tinggallah Armand sendiri.


*


“Punya pengalaman kerja?”Armand menggeleng. Menerima kembali lamarannya dan beranjak dari kursi ruang personalia itu. Ini penolakan ke sekian yang diterima Armand. “Kami kagum dengan Indeks Prestasi kelulusan kamu, luar biasa!” puji kepala bagian personalia di kantor lain. “IPK saya saat lulus juga hampir segitu, nyaris mendapat pin emas saat wisuda, kamu punya pin emas itu?”Armand mengangguk mantap, akhirnya pin emas itu ada gunanya juga, pikir Armand. “Jadi, lamaran saudara saya simpan dahulu,” lanjut lelaki itu. “Saya taruh di tumpukan teratas pokoknya, jadi kalau ada penerimaan pegawai baru, saya langsung memanggil saudara!” “Terimakasih Pak,” jawab Armand tegas dan mantap, secercah harapan mulai mengisi benaknya. Begitu Armand pergi, lelaki itu segera melempar surat lamaran Armand ke tong sampah. “Pegawai baru dengan IPK segitu, bisa mengancam posisiku!” jerit lelaki itu.


*


Tiba dikamar kosnya yang kelam, Armand menerima setumpuk surat yang dikirim petugas pos. Selembar surat dari desa membuat suasana kamarnya semakin gelap. Itu surat dari bapak di desa. “Kami sudah menjual sawah dan seluruh sapi yang kami punya untuk membiayai kamu kuliah, sekarang bapak dan ibu kesusahan di desa, kemarin ibumu antri untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai, tapi terdesak-desak sampai harus opname di rumah sakit. Kamu sudah mendapatkan pekerjaan belum Man? Kalau belum, pulang lah ke desa, siapa tahu namamu juga bisa dimasukkan dalam daftar orang-orang miskin yang menerima bantuan itu, karena kita butuh biaya, adikmu juga mulai masuk sekolah…” Sebutir air bening mengalir dari sudut mata kanan Armand.


*


“Kamu pernah membaca novel Count of Monte Cristo?”Armand menggeleng mendengar pertanyaan yang diberikan lelaki misterius yang dijumpainya di jalan tadi. Entah mengapa, Armand merasa nyaman terhadap sosok lelaki itu, keramahan lelaki itu membuat Armand membawanya masuk kedalam kamar kosnya yang sempit. Lelaki itu bergerak cepat kearah jendela kamar, dan menurunkan tirainya. Wajahnya tak terlihat jelas karena cahaya matahari terhalang masuk. “Sang Count selalu menerima penderitaan yang terjadi, tak pernah mengeluh akan penghinaan dan terus bersabar, sampai ketika kesempatan datang.” Ucapan lelaki misterius itu terdengar jelas, Armand merasa hidupnya tengah dirangkum oleh lelaki itu. “Aku akan menjadikanmu lelaki yang berguna bagi keluargamu.”


*


Armand membuka surat yang dikirimkan ayahnya daridesa. “Kami berharap kamu ada diantara kami Man, saat rejeki dari Tuhan itu datang, tiba-tiba saja, sekeluarga di desa masuk televisi, itu lho Man, acarayang memberi uang jutaan rupiah untuk dibelikan bermacam-macam kebutuhan, jadi kami tak perlu antri dana kompensasi lagi Man, juga ada biaya untuk pengobatan ibumu…” demikian ayah Armand menulis kabar yang tak lagi membuat Armand menangis.


*


Beberapa minggu kemudian, “Lihat televisi Man,sekarang!” seru ibu kos histeris. Armand segera berlari ke ruang utama, tempat ibu kos dan beberapa anak lain tengah menonton acara reality show. Armand terperangah ketika melihat rumahnya didesa ada dalam tayangan itu. Sebuah program acara yang merubah rumah-rumah reyot menjadi lebih baik.


*


Sebulan kemudian, sebuah surat datang lagi kepadaArmand. Kali ini dari adik bungsunya yang mulai masuk kuliah.“Mas Armand, Sari di desa kini bisa sekolah lagi,kemarin Sari dapat beasiswa, juga bantuan untuk membayar segala tunggakan yang selama ini menumpuk disekolah…”Armand menghentikan membaca surat itu. Pintu kamarnya diketuk. Sekejap setelah pintu dibuka oleh Armand, sosok lelaki misterius itu masuk kedalam kamarnya. Langkahnya hampir tak bersuara. Seperti dulu, lelaki itu segera menutup tirai jendela kamar Armand. “Sekarang kamu sudah menjadi anak yang berguna bagi keluargamu. Mereka hidup layak, punya modal yang cukup untuk meneruskan hidup dan adikmu terjamin masa depannya.” Lanjut lelaki itu. “Mereka bahagia sekarang,” jawab Armand pendek. “Tapi kami tak bisa membahagiakan seluruh rakyatbangsa ini Man, jadi kami membutuhkanmu untuk membuat headline baru di koran-koran pagi besok.” jawab lelaki itu sambil melepas kemejanya. Armand segera melihat sebuah rompi hitam membalut tubuh lelaki itu. Lelaki itu kemudian melepas rompi yang dikenakannya, lalu menyodorkan kepada Armand.


*


Entah sudah berapa lama, Armand berputar keliling menyusuri jalanan kota bersama lelaki itu, mereka menaiki sebuah taksi yang menurut Armand mungkin telah di sewa oleh lelaki misterius disampingnya. Tepat tengah malam, Armand turun dari taksi yang berhenti didepan sebuah restoran pinggir jalan. Langkahnya begitu mantap, semantap tangannya yang menggenggam erat tali kenur berwarna hitam diujung sebelah kanan rompinya. Perintah lelaki misterius itu cukup jelas, masuk kedalam restoran itu dan tarik tali yangdigenggamnya sekuat mungkin. “Tak akan terasa, tiba-tiba kamu sudah berada disurga,” bisik lelaki misterius itu, sesaat sebelum Armand membuka pintu taksi dan turun. Hiruk-pikuk pengunjung restoran mulai memenuhi gendang telinga Armand. Tiba-tiba suara-suara itu hilang, yang ada hanya teriakan bahagia adiknya bisa melanjutkan sekolah. Lalu terbayang senyum bahagia kedua orang tuanya. Ayahnya seperti hendak mengatakan sesuatu tapi Armand tak mendengar, Armand berusaha membaca gerak bibir ayahnya. Kami bangga padamu Man! Itu kata ayahnya, Armand tersenyum, lalu menarik tali diujung rompi yang dipakainya kuat-kuat…
Blaaar!!!


***
(menjadi bagian dari novel Buaya Jantan karya Fajar Nugroho
penerbit Gama Media 2006)

2 comments:

Anonymous said...

boss, kasih info profil pemainnya dong. walau sebagian pemainnya kita kenal, tapi biodata mereka tetep perlu.

Unknown said...

mas.. numpang izin mencuplik isi blog ini di blog saya (http://widiasmoro.multiply.com)

suwun mas..